If I could bottled the smell of the wet land after the rain
I’d make it a perfume and send it to your house
In a far land across
You’re standing at the sea
If only I could find my way to the ocean
I’m already there with you
If somewhere down the line
We will never get to meet
I’ll always wait for you after the rain
Dari sekian banyak yang cerita sama saya, gaya cerita mereka berbeda-beda. Ada yang memang sudah bawaan seperti itu, ada juga yang begini tergantung masalahnya.
1. Tipe “ help me ! help me ! “
Telepon berdering atau sms dikirim dengan nada yang galau dan sedikit meracau karena terburu-buru. Biasanya mereka cuma butuh kita tenangin, karena panik terhadap sesuatu yang terjadi barusan. Nanti cepat atau lambat, mereka biasanya minta maaf atas racauan mereka tsb. hehe no problem at all actually.
2. Tipe “ you like it or not, you have to agree “
Setelah kita dengarkan keluh kesah mereka, pada akhirnya mereka akan berusaha semaksimal mungkin meyakinkan kita dan memaksa untuk bilang “Kamu gak salah, dia yang salah…” Mereka cuma mendapat “kubu” yang membelanya. Yang meyakinkan bahwa mereka adalah pihak yang benar, mereka selalu benar dan lawannya selalu salah. Yah, biasanya tipikal orang seperti ini adalah orang yang keras kepala, hm beda dengan berprinsip kuat ya
3. Tipe “ thanks for being a good listener “
Kalo tipe seperti ini, kadang ada beberapa kemungkinan. Yang pertama, dari kita sebagai pendengar, masalah mereka terlalu kompleks sehingga kita sulit memberi alternatif solusi. Atau, dari merekanya juga tidak membutuhkan pendapat dari kita, mereka cuma ingin merasa lebih tenang, lebih baik dan lega jika ada teman untuk berbagi. Biasanya kalo sudah buntu, yang keluar ya Cuma “kamu sabar o” hahahhaa
4. Tipe “ whatever you say, i had choose my own way “
Ini yang rada nyebelin haha. Mereka cerita, kita uda maksimal nenangin, uda ngasih masukan yang sebaik mungkin, pada akhirnya “gak wes makasih ya sarannya, tapi kayaknya aku tetep bakalan…..” zzz oke haha hak kembali pada anda untuk memilih langkah.
Sebenernya masih banyak, tapi yang paling banyak yang seperti itu :D
Haha terlepas dari itu semua, saya selalu seneng kok denger keluh kesah kalian. Kalo saya bisa bantu, bakal saya bantu. Tapi kalo gak, mendengarkan dan mengerti juga merupakan bantuan kan?
Aditya Ramadhaniar. 20 years old.
Always listening, Always understanding
bahkan di hasil rapat komunitas aja dibahas -__-
Lihat kamera-kamera di atas. lucu banget yak
Yes. Casio Exilim EX-Z9. resolusi 8,1 MP
tapi payah -_- ketipu abis sama casingnya yg unyu :(
buat kalian yang mau beli camera digital, menurut saya ini ga recommended deh.
kalo buat outdoor oke lah, lumayan tajem. tapi kalo uda dipake malem, udah atur ISO dan ga di-auto pun flashnya tetep payah -_-
Kemarin saya dateng ke suatu konser bawa si unyu ini, tapi kecewa, udah dapet posisi asik buat ambil gambar eh kameranya yang ga mendukung. lowbat pula (kalo ini salah saya sih emang haha)
Alhasil daripada ga ada momen yang keambil, coba pake kamera handphone saya. Sebelumnya saya ragu (yah lagi-lagi judge by its cover) soalnya kamera handphone ga meyakinkan bakal menghasilkan gambar bagus walaupun udah 3.2 MP. mana di kanan kiri saya DSLR pake tele yang segede bambu buat lemang -_- jadi kebayang ga sih ciutnya hahaha.
eh tapi ternyata hasilnya lumayan juga sih, walaupun agak burem gimana gitu. cekidot. no sotosop gan
Son of Sundance. asik dan keren lah. Go Indie Malang!
Lolyta & The Disgusting Trouble
My Beautiful Life, sama-sama indie Malang yang asik banget nih
mas cholil noleh mas woy
Bassist ERK, mas Adrian yang cuma bisa ngelihat sebelah.
SALUT! cepet sembuh ya mas :')
Ini beberapa yang bisa saya share :)
Sekali lagi, don’t judge a book eh camera by its cover. ati-ati nyesel.
Salam Jepret !
Aneh. Iya.
Guru TK sampe dosen juga tau kalau 2 x 3 = 6
Tapi.. bukankah juga :
2 x 3 = 2+2+2
2 x 3 = (1+1) + (1+1) + (1+1)
2 x 3 = (4/2) + (4/2) + (4/2)
2 x 3 = 5 ribu (pas foto)
*yang terakhir jayus amat yak –_–“
Intinya bukan pada matematikanya (saya dongo banget dah masalah itungan), tapi coba lihat maknanya.
Kadang kita memiliki pemikiran dan cara yang berbeda-beda untuk melihat dan mengungkapkan sesuatu, padahal intinya sama.
Jangan takut jadi beda.
Karena beda tidak selalu salah.
